Inilah Empat Macam Golongan Manusia, Masuk Yang Manakah Kita?
Inilah Empat Macam Golongan Manusia,
Masuk Yang Manakah Kita?
Teks Khutbah Jumah, Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى
وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.اللهم
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أما بعد فياعباد الله
أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون, اتقو الله حق تقاته ولاتموتن ألا وأنتم مسلمون
Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh
Alhamdulillah, semangat kita kaum muslimin
Indonesia khususnya untuk meningkatkan kadar ketaqwaan kita. Karena taqwa merupakan
unsur penentu keberhasilan hidup di dunia serta kebahagiaan kelak di akhirat.
Marilah pada kesempatan ini kita bersama-sama
berusaha menilai dan menengok kondisi kehidupan ruhaniah kita bersama.
Sesungguhnya kondisi ruhaniyah ini sangat berpengaruh pada kinerja lahiriah
kita semua. Ini adalah hukum umum yang terjadi pada jamaknya manusia. Tidak
peduli dia seorang menteri ataupun kuli, anggota dewan kehormatan maupun
anggota perserikatan. Sungguh ini sangat berpengaruh, semoga kita semua
diberikan petunjuk menuju jalan yang diridhai-Nya amien.
Jama’ah jum’ah yang berbahagia
Lantas bagaimanakah cara kita mengkondisikan
dunia batiniah kita yang berada di dalam serta menghubungkannya dengan
aktifitas keseharian lahiriah?
Dalam nasehatnya, Syaikh Abdul Qadir
al-Jailani seolah menumpukan kondisi ini pada tiga hal; hati, lisan
dan karya. Kondisi hati harus senantiasa hidup dan aktif, sedangkan
kondisi lisan sebaiknya selalu pasif dan mati, sedangkan badan harus selalu
berkarya dan berkreasi.
Dalam salah satu wasiatnya sebagaimana
dinukil oleh Syikh Nawawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad,
Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pernah berpendapat
bahwa golongan manusia menurut tipe-nya dapat dibagi dalam empat
golongan besar:
![]() |
kabarwictwicky.blogspot.com |
Glongan Manusia Pertama,
رَجُلٌ لاَ لِسَانَ لَهُ وَلاَ قَلْبَ وَهُوَ العَاصِى
yaitu golongan manusia yang tidak
berlidah dan tidak berhati, merekalah para pendurhaka kepada Allah. Maka
janganlah kita sampai termasuk golongan seperti mereka, apalagi berteman
dengannya. Karena merekalah penghuni sah neraka.
Glongan Manusia Kedua,
رَجُلٌ لَهُ لِسَانٌ بِلاَ قَلْبٍ فَيَنْطِقُ بِالْحِكْمَةِ
وَلَايَعْمَلُ بِهَا يَدْعٌو النَّاسَ اِلَى اللهِ تَعَالىَ وَهُوَ يَفِرّ مِنْهٌ
yaitu golongan manusia yang memiliki
lisan tetapi tidak berhati. Mereka berbicara dengan manisnya hikmah namun
tidak mengamalkannya. Bahkan mereka mengajak orang2 unt menuju Allah Subhanahu
wa Ta’ala Tetapi mereka sendiri malah menjauhkan diri dari-Nya. Kepada mereka Syaikh
Abdul Qadir al-Jailani mewanti-wanti kepada jangan sampai terbujuk
keindahan rangkaian kata-katanya yg dapat membakarmu bahkan dapat pula
kebusukan hatinya membunuhmu.
Glongan Manusia Ketiga,
رَجُلٌ لَهُ قَلْبٌ بِلَا لِسَانٍ وَهٌوَ مُؤْمِنٌ
سَتَرَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ خَلْقِهِ وَبَصَرِهِ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ وِنَوَّرَ قَلْبَهُ
وعَرَّفَهُ غَوَائِلَ مُخَالَطَةِ النَّاسِ وَشُؤْمِ الكَلاَمِ وَهُوَ وَلِيُّ اللهِ
تعالى مَحْفُوْظٌ فى سِتْرِ الله تعالى
yaitu golongan manusia yang memiliki
hati tetapi tidak berlisan, merekalah orang mukmin yang disembunyikan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dari orang lain, serta Allah jaga matanya dengan perasaan
hina akan dirinya sendiri. Kepada hati kelompok inilah Allah memberikan cahaya,
sehingga mereka mengerti dampak bergumul (terus menerus) dengan sesama manusia
serta bahayanya banyak bicara. Mereka inilah kekasih (wali) Allah yg senantiasa
disembunyikan Allah (dari khalayak ramai).
Glongan Manusia Keempat,
رَجُلٌ تَعَلَّمَ وَعَلَّمَ وَعَمِلَ بِعِلْمِهِ
وَهُوَ الْعَالِمُ بِالله تعالى وايَاتِه اسْتَوْدَعَ اللهُ قَلْبَهُ غَرَائِبَ عِلْمِهِ
وَشَرّحَ صَدْرَه لِقَبُوْلِ الْعُلُوْم
yaitu golongan manusia yg belajar
dan mengajar dan beramal dengan ilmunya itulah orang-orang yg mengerti
kebesaran Allah. Oleh karena itulah Allah menitipkan dalam hati mereka berbagai
ilmu dan pengetahuan dan juga Allah lapangkan dadanya guna menerima
titipan-titipan pengetahuan tersebut.
Maka kepada golongan manusia terakhir
ini jangan sampai kita menjauhinya apalagi menentangnya. Bahkan kalau perlu
sering-seringlah mendekatinya agar mendapatkan nasihat yg berguna.
Demikianlah empat macam golongan manusia hasil
pengkelompokan Syiakh Abdul Qadir al-Jailani. Tentunya pengelompokan ini
merupakan hasil penelitian yang cermat dengan berbagai pertimbangan dhahir dan
bathin. Mengingat Syiakh Abdul Qadir al-Jailani sebagai seorang wali
Allah, Sayyidul auliya yang mengetahui dengan persis karakter manusia-manusia
yang dicintai maupun dibenci Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Selanjutnya Syiakh Abdul Qadir
al-Jailani menutup nasihat dan hasil penelitiannya ini dengan sebuah
penekanan yang berbunyi:
اِعْلَمْ اَنَّ أَصْلَ الزُّهْدِ الإِجْتِنَابُ
عَنِ الْمَحَارِمِ كَبِيْرُهَا وَصَغِيْرُهَا وَاَدَاءُ جَمِيْعِ الْفَرَائِضِ يَسِيْرُهَا
وَعَسِيْرُهَا وَتَرْكُ الدُّنْيَا عَلىَ اَهْلِهَا قَلِيْلُهَا وِكَثِيْرُهَا
Ketahuiah bahwa pokok-pokok ajaran zuhud adalah
menjauhi berbagai hal yg dilarang (haramkan) Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik yg
besar maupun kecil. Serta menjalankan berbagai kewajiban (faraidh) baik yg
mudah maupun yg sulit. Serta menyerahkan urusan dunia kepada para aahlinya (yg
berkompeten) baik urusan kecil maupun urursan besar.
Keterangan penutup ini seolah memberikan
isyarat kepada kita semua bahwa zuhud bukanlah sesuatu yg berat dan
spesial yg hanya bisa dilakukan orang-orang tertentu. Tetapi zuhud adalah
laku alamiah yg dapat dicapai dengan berlatih dan berlatih memulai dari hal yg
kecil. Zuhud tidak semata bersifat penghindaran, tetapi juga bersifat
pelaksanaan. Dengan melaksanakan berbagai kewajiban syariah sama artinya dengan
melatih diri membisakan zuhud.
Jama’ah Jum’ah Rohimakumulloh,
Dari keterangan di atas marilah kita meraba
diri kita sendiri, termasuk ke dalam golongan manusia manakah diri
ini. Janganlah kita menilai orang lain dengan mengelompokkan dalam kelompok yg
buruk. Karena menganggap orang lain lebih buruk dari diri kita adalah suatu
keburukan itu sendiri.
Demikianlah khutbah jum’ah hari ini
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memposisikan kita dalam kelompok orang yg
beruntung dan dicintai-Nya. Walaupun untuk menuju kesana kita sangat
mengandalkan petunjuk dari-Nya. Amin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ
فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Oleh Ustadz Asimun Ibnu Mas’ud
sangat menginspiratif
ReplyDelete